Rabu, 08 April 2009

Tomorrow will be my first

Besok pemilu legislatif. Itu berarti besok adalah pemilu ketiga dimana aku punya hak untuk berpartisipasi. Dua pemilu sebelumnya, aku tidak menggunakan hak pilihku. Orang bilang golput. Mereka bilang golput itu haram, tidak bertanggung jawab, pengecut, dan pilihan yang tidak cerdas. Terserah. Hak mereka untuk berkomentar.
Bagiku, aku hanya tidak menggunakan hakku untuk memilih. Siapa pun tidak bisa paksa aku melakukan sebaliknya. Tidak selama aku menganggap mereka tidak aspiratif terhadap kriteria tinggi yang aku tetapkan untuk seorang pengambil keputusan yang akan memutuskan nasib negara ini ke depan bersama eksekutif. Juga tidak kepada orang-orang yang sama sekali tidak punya kapasitas sebagai pembuat undang-undang, dimana pada saat rapat-rapat penting menyangkut nasib rakyat mereka terlihat tertidur dengan nyenyak di ruang sidang dan sebagian lagi baca Koran . Tidak kepada anggota dewan yang terhormat, yang tiba-tiba rasa hormat tersebut berubah menjadi sebaliknya begitu foto mesra atau pun video pornonya dengan perempuan yang bukan istri mereka merebak diinternet. And still a big no to: orang-orang yang seharusnya punya moral tinggi dan menjadi teladan tetapi malah ketangkap tangan oleh KPK karena korupsi. Berganti-gantian mereka muncul ditelevisi sebagai tersangka korupsi, dan entah mengapa, aku melihat mereka seperti tikus menjijikkan yang memang suka menggerogoti.
Orang bilang golput itu haram, tidak bertanggung jawab, pengecut dan pilihan yang tidak cerdas. Aku bilang, aku mensyukuri tidak memilih pada 2 kali pemilu yang lalu. Seandainya aku ikut memilih dan kebetulan pilihanku adalah orang-orang yang aku sebutkan di atas, bukankah aku punya andil terhadap dosa-dosa mereka karena ikut memilih mereka?
Aku tidak alergi terhadap pemilu. Aku hanya tidak ingin suaraku disalahgunakan. Bagiku, suaraku adalah sesuatu yang sangat berharga dan punya nilai yang sangat besar untuk kepentingan bangsa ini. Suaraku seharusnya menjadi pemungkin untuk digunakan oleh orang yang menginginkan Indonesia yang lebih baik. Dan itu tidak aku lihat pada caleg-caleg pada 2 pemilu yang lalu. Aku mensyukuri pilihanku untuk tidak memilih.
Sekarang aku punya kesempatan ketiga untuk melakukannya lagi. Dan waktunya adalah besok. Apakah aku akan ikut mencontreng? Kalau begitu siapa yang akan aku contreng. Apakah orang-orang yang merusak pohon-pohon dengan materi kampanye mereka yang kadang2 suka lebay (berlebihan)? Atau orang-orang yang berasal dari partai islam yang anggotanya malah menjadi tersangka korupsi? Atau orang-orang dari partai yang suka menjelek-jelekan pemerintahan sekarang, padahal mereka tidak lebih baik pada waktu mereka diberi kesempatan untuk memimpin bangsa ini? Atau orang-orang dari partai baru atau partai lainnya yang pada waktu acara-acara debat di TV tampil tidak lain tidak bukan hanya untuk memperlihatkan kebodohan mereka?
Jelas bukan mereka.
Itu artinya sekarang aku akan memilih. Aku akan menggunakan hakku untuk mencontreng. Aku sudah mengamati dan mempelajari beberapa program partai. Dan aku akan memilih partai yang program-programnya sangat realistis dan masuk akal. Aku akan memilih partai yang mempunyai jejak rekam yang bagus. Gak ada tempat buat partai-partai yang program-program dan janji-janji kampanye mereka terdengar sangat bombastis dan mengada-ada. Janji-janji yang sangat membodohi. Aku bukan orang bodoh. Aku adalah orang pintar, sehingga cukup pintar untuk tidak memilih mereka.
Ya, kali ini aku akan memilih.

2 komentar:

  1. selamat memilih dan menggunakan hak pilih.
    aku kadung patah arang...

    BalasHapus
  2. well, orang yang menjadi alasan kenapa blog ini ada, sedang disini. thanks for coming here, Jo. It's a honour for me. tapi kali ini aku memang memilih dan moga2 pilihan tersebut tidak salah. i have my own reason, Jo. and maybe i will write it here. Pilihanku mungkin tdk akan merubah Indonesia menjadi lebih baik dalam waktu semalam. tapi paling tidak it's a good start by elected someone that I know exactly his track record.

    BalasHapus