Jumat, 24 April 2009

Tentang Seseorang 3

Jika seorang laki-laki mendapatkan dirinya terperangkap
Di dalam suatu pesona ajaib di luar batas kemampuan yang dia kehendaki,
apakah itu suatu kesalahan?
Dan jika seorang laki-laki ditakdirkan bagai karang,
apakah suatu dosa apabila sebongkah karang pun pada akhirnya luruh
oleh tetesan-tetesan air yang lembut?

Dengan sekejap hilang bijaksana di dalam ruangku yang terisi
Sekejap pula yang kuingini pada kenyataan yang lain
Kenyataan yang membalik alir nadiku
Gelombang yang melanda tegarku
Ruang tidak terasa berarti
Kata kehilangan makna

Lalu dimana aku?

Tak sekali kudapat malam karena ruang yang terisi telah berganti fajar
Aku tersiksa dalam anugerah yang DIA berikan
Tiada berani menyalahkan sesuatu yang tercipta benar

Lalu siapakah aku?

Aku adalah kecil mengharap besar
Aku adalah pengecut yang takut menyambut takdir
Dalam gundah kutampil senyum
Dibalik acuh tersembunyi rasa
Wahai, adakah pengecut yang lebih brengsek?

Di dalam banyak tanya tak terjawab, izinkan aku menunggu ketidakpastian
(karena kamu aku kasih di jalan yang Dia kehendaki)



Jakarta, Friday, August 29, 1997
02.05 am in the lonely room
for someone that shakes my life
“Heaven must be missing an angel”

Rabu, 08 April 2009

Tomorrow will be my first

Besok pemilu legislatif. Itu berarti besok adalah pemilu ketiga dimana aku punya hak untuk berpartisipasi. Dua pemilu sebelumnya, aku tidak menggunakan hak pilihku. Orang bilang golput. Mereka bilang golput itu haram, tidak bertanggung jawab, pengecut, dan pilihan yang tidak cerdas. Terserah. Hak mereka untuk berkomentar.
Bagiku, aku hanya tidak menggunakan hakku untuk memilih. Siapa pun tidak bisa paksa aku melakukan sebaliknya. Tidak selama aku menganggap mereka tidak aspiratif terhadap kriteria tinggi yang aku tetapkan untuk seorang pengambil keputusan yang akan memutuskan nasib negara ini ke depan bersama eksekutif. Juga tidak kepada orang-orang yang sama sekali tidak punya kapasitas sebagai pembuat undang-undang, dimana pada saat rapat-rapat penting menyangkut nasib rakyat mereka terlihat tertidur dengan nyenyak di ruang sidang dan sebagian lagi baca Koran . Tidak kepada anggota dewan yang terhormat, yang tiba-tiba rasa hormat tersebut berubah menjadi sebaliknya begitu foto mesra atau pun video pornonya dengan perempuan yang bukan istri mereka merebak diinternet. And still a big no to: orang-orang yang seharusnya punya moral tinggi dan menjadi teladan tetapi malah ketangkap tangan oleh KPK karena korupsi. Berganti-gantian mereka muncul ditelevisi sebagai tersangka korupsi, dan entah mengapa, aku melihat mereka seperti tikus menjijikkan yang memang suka menggerogoti.
Orang bilang golput itu haram, tidak bertanggung jawab, pengecut dan pilihan yang tidak cerdas. Aku bilang, aku mensyukuri tidak memilih pada 2 kali pemilu yang lalu. Seandainya aku ikut memilih dan kebetulan pilihanku adalah orang-orang yang aku sebutkan di atas, bukankah aku punya andil terhadap dosa-dosa mereka karena ikut memilih mereka?
Aku tidak alergi terhadap pemilu. Aku hanya tidak ingin suaraku disalahgunakan. Bagiku, suaraku adalah sesuatu yang sangat berharga dan punya nilai yang sangat besar untuk kepentingan bangsa ini. Suaraku seharusnya menjadi pemungkin untuk digunakan oleh orang yang menginginkan Indonesia yang lebih baik. Dan itu tidak aku lihat pada caleg-caleg pada 2 pemilu yang lalu. Aku mensyukuri pilihanku untuk tidak memilih.
Sekarang aku punya kesempatan ketiga untuk melakukannya lagi. Dan waktunya adalah besok. Apakah aku akan ikut mencontreng? Kalau begitu siapa yang akan aku contreng. Apakah orang-orang yang merusak pohon-pohon dengan materi kampanye mereka yang kadang2 suka lebay (berlebihan)? Atau orang-orang yang berasal dari partai islam yang anggotanya malah menjadi tersangka korupsi? Atau orang-orang dari partai yang suka menjelek-jelekan pemerintahan sekarang, padahal mereka tidak lebih baik pada waktu mereka diberi kesempatan untuk memimpin bangsa ini? Atau orang-orang dari partai baru atau partai lainnya yang pada waktu acara-acara debat di TV tampil tidak lain tidak bukan hanya untuk memperlihatkan kebodohan mereka?
Jelas bukan mereka.
Itu artinya sekarang aku akan memilih. Aku akan menggunakan hakku untuk mencontreng. Aku sudah mengamati dan mempelajari beberapa program partai. Dan aku akan memilih partai yang program-programnya sangat realistis dan masuk akal. Aku akan memilih partai yang mempunyai jejak rekam yang bagus. Gak ada tempat buat partai-partai yang program-program dan janji-janji kampanye mereka terdengar sangat bombastis dan mengada-ada. Janji-janji yang sangat membodohi. Aku bukan orang bodoh. Aku adalah orang pintar, sehingga cukup pintar untuk tidak memilih mereka.
Ya, kali ini aku akan memilih.